Selasa, 27 Maret 2012

Mengembangkan Sikap Optimis Sepanjang Waktu


Semua orang ingin sehat secara fisik. Juga ingin sehat secara mental. Ukuran sejati dari “kesehatan mental” adalah seberapa optimis pandangan Anda tentang diri Anda dan kehidupan Anda. Pelajari bagaimana mengontrol pikiran Anda dengan cara yang sangat khusus sehingga Anda merasa hebat tentang diri Anda dan kondisi Anda, tidak peduli apa yang sedang terjadi. 

1. Kontrol Reaksi Anda

Ada tiga perbedaan di dalam reaksi orang yang optimis dan pesimis. Perbedaan pertama adalah orang optimis melihat kemunduran sebagai sesuatu yang bersifat sementara, sedangkan pesimis melihatnya sebagai sesuatu yang permanen. Orang optimis melihat suatu peristiwa malang, seperti order yang menurun atau penjualan yang gagal, sebagai peristiwa temporer, sesuatu yang muncul sementara waktu namun tidak memiliki dampak pada masa depan. Orang pesimis, di sisi lain, melihat kejadian negatif sebagai hal yang permanen, atau bagian dari kehidupan dan takdir.

2. Isolasi Insiden

Perbedaan kedua antara orang optimis dan pesimis adalah orang optimis melihat kesulitan hanya sebagai sesuatu yang spesifik, sedangkan pesimis melihatnya sebagai sesuatu yang berhubungan. Maksudnya apabila terjadi suatu kesalahan, orang optimis melihat peristiwa tersebut sebagai sebuah insiden yang terpisah atau tidak terkoneksi dengan hal-hal lain yang terjadi dalam hidupnya. Hanya terjadi di satu sisi kehidupan, tidak perlu membesar-besarkan ke hal-hal lainnya.

3. Kemunduran itu bersifat Sementara

Jika suatu waktu apa yang Anda rencanakan ternyata gagal terwujud dan Anda kemudian sempat menganggap kejadian itu sebagai ketidakberuntungan, namun setelahnya menganggap kegagalan tadi hanya sebuah event yang memang wajar sesekali terjadi dalam perjalanan hidup dan bisnis, maka Anda sedang bereaksi seperti seorang optimis. Orang pesimis, di sisi lain, melihat kegagalan atau kekecewaan sebagai sesuatu yang dalam, menganggapnya sebagai suatu indikasi adanya masalah atau kekurangan yang meliputi segala bidang kehidupan mereka.

4. Don’t Take Failure Personally

Perbedaan ketiga antara orang optimis dan pesimis adalah orang optimis melihat peristiwa/kejadian sebagai faktor eksternal, sedangkan pesimis menginterpretasikan peristiwa sebagai hal yang pribadi. Ketika terjadi kemunduran, orang optimis akan cenderung melihat kemunduran sebagai akibat dari faktor eksternal yang berada diluar kendali.
Misalnya, jika orang optimis mobilnya disalib secara tidak sopan dijalan, bukannya marah atau kesal, ia hanya akan menurunkan tingkat kepentingan kejadian tersebut dengan mengatakan sesuatu seperti, “Oh, mungkin orang tadi sedang buru-buru atau baru mengalami hari buruk.”
Orang pesimis di sisi lain, memiliki kecenderungan untuk mengambil segala sesuatu secara pribadi. Jika orang pesimis disalib kendaraannya waktu dijalan, ia akan bereaksi seolah-olah pengemudi lain telah sengaja bertindak untuk memancing kemarahan dan membuatnya frustrasi.

5. Tetap Tenang dan Ojektif

Ciri dari pribadi yang sepenuhnya dewasa, sepenuhnya dalam kendali, dan pandai dalam aktualisasi diri adalah kemampuan untuk bersikap objektif dan tidak mudah emosional ketika terjebak dalam badai yang tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang superior memiliki kemampuan untuk terus berbicara kepada dirinya sendiri dalam bentuk yang positif dan optimis, menjaga pikirannya tetap tenang, jelas dan benar di bawah kendali. Pribadi yang matang biasanya lebih rileks dan sadar, serta mampu melihat peristiwa dengan lebih realistis dan tidak mudah emosi daripada pribadi yang belum dewasa. Maka itulah, orang dewasa memiliki tingkat kepekaan dan pengaruh yang jauh lebih tinggi terhadap lingkungannya, serta lebih kecil kemungkinannya untuk marah, merasa kesal, atau terganggu.
Orang yang superior memiliki kemampuan untuk terus berbicara kepada dirinya sendiri dalam bentuk yang positif dan optimis, menjaga pikirannya tetap tenang, jelas dan benar di bawah kendali. Pribadi yang matang biasanya lebih rileks dan sadar, serta mampu melihat peristiwa dengan lebih realistis dan tidak mudah emosi daripada pribadi yang belum dewasa.

6. Ambil Jarak

Pandanglah kemunduran yang Anda alami sebagai sesuatu yang bersifat sementara, spesifik dan eksternal. Lihatlah situasi negatif sebagai suatu peristiwa tunggal yang tidak berhubungan dengan peristiwa-peristiwa lainnya, sebagai hal yang disebabkan faktor-faktor di mana Anda hanya memiliki sedikit kontrol terhadapnya (faktor alam). Anda harus menolak menganggap kemunduran yang Anda alami sebagai suatu hal yang permanen, apalagi sebagai tanda dari ketidakmampuan pribadi yang menyebabkan Anda kurang percaya diri untuk menghadapi tantangan kedepan.
Putuskanlah untuk menjadi orang yang optimis, tidak peduli apa yang terjadi. Anda mungkin tidak mampu mencegah peristiwa negatif terjadi, tetapi Anda dapat mengendalikan cara Anda bereaksi terhadapnya.

7. Latih Pikiran Anda

Di sini tersedia 3 tiga tindakan yang dapat Anda segera ambil untuk mengembangkan pikiran optimis kedalam bentuk tindakan:
Pertama, ingatkan diri Anda terus-menerus bahwa kemunduran bersifat sementara, mereka akan segera menjadi masa lalu Anda dan tidak seserius yang Anda pikirkan (jangan lebay).
Kedua, pandanglah setiap masalah sebagai sebuah peristiwa spesifik, yang tidak terhubung ke peristiwa lainnya serta tidak menunjukkan pola apapun soal diri Anda. Berhentilah memusingkan kemunduran / kegagalan dan lanjutkanlah kehidupan Anda.
Ketiga, apabila muncul masalah, biasanya mereka juga diakibatkan oleh berbagai peristiwa eksternal. Katakanlah kepada diri Anda sendiri, “Apabila tidak dapat diperbaiki harus ditabahkan.” Belajarlah untuk melepaskan dan tetap fokus pada tujuan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

misi : membangun kekayaan mental manusia indonesia demi kehidupan yang lebih bernilai

slogan : bosan kita menderita ! saatnya bersama! bangun indonesia !