Kamis, 06 Februari 2014

JENIS-JENIS BIMBINGAN KONSELING


Bimbingan akademik

Bertujuan:
1.Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
2.Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
3.Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
4.Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
5.Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
6.Memiliki keterampilan membaca buku.

Bimbingan pribadi/sosial

Bertujuan:
1.Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
2.Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dengan positif.
3.Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
4.Memiliki sikap respek terhadap diri sendiri
5.Dapat mengelola stress
6.Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
7.Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
8.Memiliki kemampuan memecahkan masalah
9.Memiliki rasa percaya diri
10.Memiliki mental yang sehat

Bimbingan karier

Bertujuan:
1.Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
2.Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
3.Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
4.Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
5.Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
6.Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
7.Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
8.Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan pekerjaan.

Bimbingan keluarga

Bertujuan:
1.Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
2.Mampu memberdayakan diri secara produktif
3.Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
4.Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling

1.Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
2.Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
3.Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
4.Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
5.Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain.
6.Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
7.Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
8.Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
9.Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
10.Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

PENGERTIAN DAN DEFINISI MOTIVASI



1.Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).
2.Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000)
3.Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986)
4.Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995) 
5.Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. 
6.Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.
Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.

Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan  penggerak dalam prilaku  individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence)  tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur  emosional insane  yang berasangkutan

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. (Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.) Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. (Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa  motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak  dari dalam individu  untuk melakukan aktivitas tertentu  dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang  dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat  mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti  motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

CIRI-CIRI ORANG YANG TELAH DEWASA


1. Diam Aktif
Ciri khas Dewasa diawali dengan Diam Aktif yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam mengendalikan lisannya, seorang anak kecil, apa yang dia lihat biasanya selalu dikomentari.
Orang yang kurang dewasa mulutnya sangat sering berbunyi, semua hal dikomentari,ketika dia melihat sesuatu langsung dipastikan akan dikomentari, Penonton tv yang dewasa itu senantiasa bertafakur, acara yang dia tonton senantiasa direnungkan.
2. Empati (memahami perasaan)
Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari Empati. Anak biasanya belum dapat meraba perasaan orang lain, orang yang bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain berarti belum dapat disebut dewasa. Kedewasan seseorang dapat dilihat dari keberanian melihat dan meraba perasaan orang lain. Seorang ibu yang dewasa dan bijaksana dapat dilihat dari sikap terhadap pembantunya yaitu tidak semena-mena menyuruh, walaupun sudah merasa menggajinya tetapi bukan berarti berkuasa, semakin orang hanya mementingkan perasaannya saja maka akan semakin tidak bijaksana.
3. Hati-hati
Orang yang dewasa, cirinya hati-hati, dalam bertindak. Orang yang dewasa benar-benar berhitung tidak hanya dari benda, tapi dari waktu ; tiap detik, tiap tutur kata, dia tidak mau jika harus menanggung karena salah dalam mengambil sikap. Anak atau remaja biasanya sangat tidak hati-hati dalam bercakap dan mengambil keputusan. Orang yang bersikap atau memiliki kepribadian dewasa dapat dilihat dalam kehati-hatian memilih kata, mengambil keputusan, mengambil sikap, karena orang yang tidak dewasa cenderung untuk bersikap ceroboh.
4. Sabar
Orang yang dewasa terlihat dalam kesabarannya (sabar), kita ambil contoh, didalam rumah seorang ibu mempunyai 3 orang anak, yang satu menangis, kemudian yang lainnya pun ikut menangis sehingga lama-kelamaan menjadi empat orang yang menangis , mengapa ? karena ternyata ibunya menangis pula. Ciri orang yang dewasa adalah sabar, dalam situasi sesulit apapun lebih tenang, mantap dan stabil.
5. Tanggung jawab
seseorang yang dewasa benar-benar mempunyai sikap yang amanah, memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab. Untuk melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya bertanggungjawab, sebagai contoh ; seorang ayah dapat dinilai bertanggung jawab atau tidak yaitu dalam cara mencari nafkah yang halal dan mendidik anak istrinya ? Bukan masalah kehidupan dunia , yang menjadi masalah mampu tidak mempertanggungjawabkan anak-anak ketika pulang ke akherat nanti ? Ke surga atau neraka? Oleh karena itu orang tua harus bekerja keras untuk menjadi jalan kesuksesan anak-anaknya di dunia dan akherat.
6. Motivator
Kesuksesan kita adalah bagaimana kita bisa memompa diri kita dan menyukseskan orang-orang disekitar kita, tidak hanya sekedar bisa menilai dan menyalahkan. kalau ingin tahu kesuksesan kita coba lihat perkembangan keluarga kita, istri dan anak-anak kita maju tidak? lihat sanak saudara kita pada maju tidak? Jangan sampai kita sendirian yang maju, tapi sanak saudara kita hidup dalam kesulitan, ekonominya seret, pendidikan seret., sedang kita tidak ada kepedulian. Berarti itu sebuah kegagalan., kedewasaan seseorang itu, dilihat dari bagaimana kemampuan memegang amanah.

CIRI-CIRI DEWASA 2



1. Kematangan Emosi
Nah, kalau Kita bisa lebih mengedepankan emosi positif, Kita akan menemukan solusi yang terbaik, Kita pun akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
2. Bertanggung Jawab
orang dewasa nggak akan sembrono dalam mengambil keputusan. orang dewasa akan mengukur apakah tindakannya hanya akan memberikan kepuasan emosional sesaat atau justru menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Dan ketika dirinya melakukan kesalahan, dia akan bertanggung jawab.
Kita tidak akan menyalahkan dan menjelek-jelekkannya karena Kita mengerti bahwa bagaimanapun juga Kita memiliki andil dalam kegagalan hubungan tersebut.
3. Manajemen Diri
Sebagai manusia yang dewasa, Kita harus bisa mengelola aspek-aspek kehidupanmu secara baik dan benar. Kita harus bisa jaga kesehatan, mengatur waktu, mengelola keuangan, dan membina keselarasan hubungan dengan lingkungan. dewasa nggak hanya menghabiskan gaji bulanannya hanya untuk belanja di mall. Tapi dia juga akanberpikir bagaimana caranya untuk bisa memenuhi kebutuhan yang lain, seperti bayar kontrakan, bayar listrik, beli pulsa, beli bensin, dan menabung.
4. Meningkatkan Kualitas Diri
tingkatkanlah juga nilai diri KitaNaikkan terus kapasitas diri Kita, demi kualitas hidup yang lebih baik. Caranya, Kita harus berinvestasi untuk hal-hal jangka panjang yang akan memberi manfaat besar di masa depan. Contohnya: merencanakan pendidikan ke jenjang perkuliahan, ikutan les bahasa asing, ikutan les masak, belajar komputer
Awalnya memang nggak mudah, karena Kita akan mengorbankan tenaga dan pikiran. Ibarat seekor ulat bulu yang kesana kemari mencari makanan. Kita ke sana kemari mencari ilmu dan pengalaman. Hingga saatnya si ulat bulu yang jelek nggak karuan bentuknya tadi menjadi kepompong, akhirnya keluar menjadi seekor kupu-kupu yang cantik sekali. Kita juga begitu, percayalah. Pengorbanan Kita semua akan berbuah manis di masa depan. Kita akan menjadi yang menarik, pintar, dan sangat mengagumkan.
Dewasa itu asik, dewasa itu menyenangkan. Yuk, kita sama-sama mendewasakan diri
misi : membangun kekayaan mental manusia indonesia demi kehidupan yang lebih bernilai

slogan : bosan kita menderita ! saatnya bersama! bangun indonesia !