Kehidupan
di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua itu akan berakhir bila waktunya tiba.
Jadi,tidak ada yang perlu diangulkan apa yang kita miliki saat ini. Karena
kesombongan itu hanya pantas milik Allah SWT. Apalagi membahas masalah
kekayaan, kecantikan, ketampanan maupun jabatan. Semua itu akan berakhir,
karena roda kehidupan itu berputar.
Dulu
siapa yang tak kenal kecantikan Madonna, sehingga banyak lelaki tertarik atas
rupa wajahnya. Tapi lain dulu lain sekarang, kalau memang saat ini masih hidup.
Tentunya seiring berjalannya waktu, wajahnya yang dulu nan ayu harus berkeriput
karena dimakan usia. Tubuhnya yang dulu aduhai, kini sudah tak sedap lagi
dipandang. Kalaupun saat ini telah tiada, usianya mungkin tidak akan bertahan
lama. Karena sesungguhnya manusia itu akan mengalmi kematian baik usia tua
maupun di kala muda.
Lalu
bila diumpamakan masalah jabatan, penguasa yang sewenang-wenang biasanya
tumbang dengan mengerikan. Namun itulah kehidupan dunia, tidak ada yang kekal.
Walau beragam cara dilakukan, sekali lagi bila sudah waktunya tiba, maka
terjungkalah. Karena sesungguhnya apapun di dunia ini tidak ada yang abadi.
Apalagi masalah jabatan, yang dibatasi ruang dan waktu. Bahkan seseorang yang
dulu menjadi kepala daerah, kepala dinas, atau jabatan lainnya, itu
dihormati umumnya karena jabatan yang melekatnya. Tapi ketika jabatan itu
sudah dilepas, dan yang bersangkutan mengecewakan, maka akan berakhir dengan
cemohaan dan ratapan penderitaan. Rasa hormat dari bawahan dan yang dulu
dielu-elukan, semua itu tinggal kenangan. Ia pun harus tinggal di dalam
kesunyiaan dan kehampaan hidup. Beruntung kalau hanya melamun, bagaimana kalau
meringkuk di jeruji besi, lengkaplah derita semua itu. Dan sangat tidak etis
jika saya menyebtukan identitas yang bersangkutan karena menyangkut etika
perasaan seseorang.
Tapi
pertanyaan yang menggelitik dari hati kita masing-masing, siapa yang mau
menyusul bila mengalami pengalaman buruk, Terlepas dari semua itu, belajar
dari pengalaman. Mari kita lakukan dan tebarkan kebaikan kehidupan yang sesaat
ini agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Usahakan siapapun orangnya,
menghormati dan mengagumi kita bukan karena jabatan yang dimiliki. Tetapi
karena budi pekerti dan ilmu padi yang melekat pada diri kita. Agar apa yang
kita lakukan saat hidup ini, bisa memberikan karya dan pencerahan bagi keluarga
maupun masyarakat. Sekedar inspirasi, mungkin setiap orang yang terlahir di
tanah Jawa ini pasti mengenal jasa dan kiprah Wali Sango. Meski telah meninggal
ratusan tahun lamannya, tapi berkat jasanya dalam menyebarkan Islam, mampu
melahirkan peradaban manusia yang lebih baik. Keterbelakangan, kebodohan,
keserakahan, nafsu birahi dan sifat buruk lainnya, akhirnya mampu dikikis
dengan lahirnya ajaran Islam. Oleh karena itu, meski kita tidak pernah hidup
pada zamannya, namun kiprahnya itu selalu dikenang sepanjang masa dari setiap
generasi ke generasi.
Hikmah
dari perjalanan itu, mari kita manfatkan kehidupan ini agar bermanfaat bagi
siapapun orang yang membutuhkan kita. Jangan sampai kehidupan yang kita jalani
ini tidak bermanfaat. Hidupnya tidak dikenal dan tidak memberikan kontribusi
apapun, apalagi matinya, tidak pernah ada yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar