Seorang professor senior di
sampingku ini kini sudah menginjak umur 74 tahun, namun masih aktif mengajar di
kampus. Membimbing kami, menyampaikan ilmu, berbagi ilmu dan pengalaman hidup.
Subhanallah. Ia pun masih menyetir sendiri mobilnya, olah raga tenis, dan
beraktivitas lainnya layaknya orang yang masih muda.
Namun tetap tak dapat dipungkiri,
raganya tak sekuat dulu, tak sesigap dulu, tak sesegar dulu. Kini kulitnya
sudah berkeriput, kulihat gerakan tangannya bergetar, pandangan matanya sudah
tak fokus lagi. Bicaranya sudah mulai terbata-bata, dan pendengarannya pun
sudah melemah.
Penampilannya seperti kurang
terurus, aku tak tau apakah istrinya masih ada atau tidak. Anak lelakinya,
dua-duanya sudah besar dan sukses. Satu hakim, satu dosen jebolan US. Entahlah,
aku merasa iba saja melihatnya. Ke mana anak-anaknya? Tak adakah yang merawat
beliau? Aku suka sekali dengan kesahajaannya, dengan penampilan sederhananya.
Namun tetap saja aku merasa kasihan padanya, seolah tak ada yang mengurusi dan
merawat.
Pangkat professor, paper yang dipublish
dimana-mana, jalan-jalan ke berbagai negara, penghasilan yang besar, istri,
anak-anak yang sukses, pada akhirnya akan pergi meninggalkan kita, kecuali
amalan yang akan menemani kita.
Tak ada yang abadi di dunia ini.
Yang muda akan menjadi tua, yang hidup akan mati, yang kaya jatuh miskin, yang
sehat menjadi sakit, yang punya kekuasaan pun lambat laun akan lengser. Namun
banyak yang tak menyadarinya. Tak sadar kalau semua ini sementara, tak abadi. Bahkan
akhir hidup di dunia pun adalah misteri yang kita tak tau kapan datangnya.
Beruntung bagi mereka yang sedang dan selalu mempersiapkan bekal untuk mati,
namun sungguh rugi bagi mereka yang melulu memikirkan kehidupan dunia, entah
itu mencari uang sebanyak-banyaknya, gila jabatan, gila pujian, dll. Lalu di
manakah letak diri ini? Masuk golongan yang manakah diri ini? Astaghfirullaah al
‘Adziim…
Wahai diri, sadarlah semua hanya
titipan dan akan kembali pada-Nya…
Di sisa umurku ini, semoga kebaikan
yang mendominasi, semoga kebaikan yang dapat aku pancarkan, semoga kebaikan
yang selalu aku lakukan, semoga…
Rabbi, jika sampai waktuku… izinkan
diri ini kembali pada-Mu dengan husnul khatimah, aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar