Kamis, 23 Januari 2014

CARA MENJADI ORANG BIJAKSANA DAN DEWASA

Menjadi dewasa adalah pilihan atau tuntutan, beranjak dari masa muda yang penuh dengan kesenangan dan suka bersenang-senang untuk menjadi seorang yang lebih dewasa, lalu bagaimana cara mendewasakan diri?

Ingin di hargai orang, ingin di anggap dewasa, ingin menjadi bijaksana, itu tidaklah mudah jika, tidak merubah kebiasaan buruk sedikit demi sedikit secara bertahap dan dilakukan secara berkala.

Jika kita ingin di hargai orang lain maka kita juga harus menghargai orang, bukankah begitu? jika kita tidak bisa menghargai orang, bagaimana kita bisa di hargai orang lain? Dalam hal kategori cara menghargai orang, ini adalah kategori yang cukup sulit di lakukan anak, yang mayoritas lebih dari 70% adalah sombong. Dalam hal ini sebenarnya mudah dan simple, hanya saja untuk anak yang sombong ini akan sedikit sulit, tapi jika ingin di hargai orang, maka janganlah sombong kepada orang lain.

Sesama manusia, sama drajatnya sama nilainya di mata sang pencipta YME, semua tiada berbeda dan terlihat sama-sama manusianya. Jangan pernah membedakan kaya - miskin, cantik - jelek, ganteng - jelek, pandai - bodoh atau hal yang lebih mengarah negatif. Tapi berfikirlah kalau kita ini sama-sama manusia dan sama makan nasi kecuali jika saya setiap hari makan nasi dan anda setiap hari makan besi, itu baru berbeda.

Dalam hal kemanusiaan terkadang kita suka melecehkan orang yang tidak mampu atau kita melecehkan orang yang kita lihat di bawah kita, jika mereka ada di bawah kita, kenapa tidak kita bantu, jika kita membantu orang, maka suatu hari nanti kita juga akan di bantu orang lain.

Pernahkan merasa tidak di hargai oleh orang, misal tidak di hargai teman atau saudara, cobalah bertanya pada diri sendiri dengan berkaca hati, sudahkah menghargai orang, pernahkah melecehkan orang, menghina, menyakiti orang lain, Semua itu sangatlah terkait dalam suatu kehidupan.

Seiring dengan waktu berjalan, saya rubah sedikit demi sedikit sikap sombong itu dan mencoba untuk tersenyum pada semua orang, dan tidak memperdulikan kaya miskin, bagus atau jelek. Yang ada dalam fikiran adalah kita sesama manusia dan sama-sama keturunan Nabi Adam Alaihissalam.

Merubah sikap tidaklah bisa langsung semua, karena perubahan itu juga membutuhkan proses. Akhirnya setelah bisa menghargai orang lain, siapapun itu, semua seolah berubah dan banyak juga yang menghargai, kehidupan pun berubah, dari orang yang cuek dan sombong menjadi orang yang murah senyum dan tidak lagi menyombongkan diri.


Cobalah bersikap baik dan ramah kepada semua orang agar orang lain juga bersikan baik dan ramah kepada kita.

Ingin di anggap Dewasa, terkadang kita merasa dewasa tapi tidak di anggap orang sebagai manusia yang sudah dewasa, kenapa? karena kedewasaan itu bukanlah di ukur dari usia atau umur saja, bahkan ada yang sudah berumur akan tetapi sikap dan sifatnya masih sangat kekanak-kanakan.

Jika kita ingin di anggap dewasa, kita harus bisa membedakan situasi dan kondisi serta waktu antara serius dan bercanda. Jika teman sedang serius terus kita justru mengajak bercanda, maka sedikit banyak teman sobat tersebut akan memiliki perasaan jengkel pada sobat, walaupun tidak dia katakan.

Kedewasaan diri yang mengukur bukanlah diri sendiri, akan tetapi orang lain. Janganlah kita merasa sudah yang paling dewasa dan paling mengerti dan tidak mau mendengarkan orang lain. Sekedar contoh : Misal sobat adalah seorang Sarjana yang berusia 27 tahun dan mempunyai sahabat yang lebih muda 2 tahun dari sobat, dan dia berusia 25 tahun serta hanya lulusan SMA. Mungkinkah dalam hati sobat bisa menghargai perkataannya? dapatkah sobat mendengarkan perkataannya jika dia memberi solusi?

Kalau menurut saya, selama solusi itu baik dan benar, kenapa tidak? drajat hidup ini bukan di ukur dari harta, jabatan, atau pendidikan. Tapi di ukur dari seberapa besar kita berdo'a dan bersujud kepada sang pencipta YME.

Bersikaplah selayaknya orang dewasa dan tidak menjadi orang yang berlebihan dalam hidup ini. Nilai kedewasaan itu ada dalam pemikiran kita sendiri, jangan pernah merasa sudah yang paling dewasa hanya karena kita lebih tua atau pendidikan kita lebih tinggi dari orang lain. Ada solusi? kenapa tidak kita dengarkan?? selama itu baik dan positif kenapa tidak ?? atau gengsi mengikuti orang yang berada di bawah kita?? janganlah begitu.

Jangan merasa sudah yang paling pandai hanya karena pendidikan yang lebih tinggi. Dan sering-seringlah berkaca diri untuk melihat seperti apa diri kita ini? mintalah nilai dari orang lain, jangan menilai baik pada diri sendiri, mungkin kita menilai diri kita ini baik, tapi menurut orang lain, belum tentu.

Ingin menjadi Bijaksana? maka kita harus banyak belajar tentang kehidupan ini. Bukan belajar mencari kata-kata yang kita sendiri tidak bisa melakukannya, tapi lakukanlah sesuatu dengan Action, agar kita di hargai orang, kalau sudah di hargai maka kata-kata kita pun juga akan di anggap oleh orang lain. Dan orang akan menilai kita sebagai orang yang bijaksana karena kita mampu berkata dan mampu juga melakukannya. Jangan hanya omong kosong seperti pepatah mengatakan Tong Kosong Nyaring Bunyinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

misi : membangun kekayaan mental manusia indonesia demi kehidupan yang lebih bernilai

slogan : bosan kita menderita ! saatnya bersama! bangun indonesia !