Melihat
kegagalan dari konteks pencapaian
Apa yang dimaksud dengan kegagalan dan apakah kita perlu
mempelajarinya untuk mencapai sukses?
Menarik untuk disimak, kegagalan bisa diartikan berbeda oleh banyak orang. Satu
pandangan mengatakan kegagalan adalah ketidakmampuan mencapai apa yang
diinginkan. Sementara ada juga yang menganggap kegagalan terjadi akibat terlalu
memaksakan diri melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan yang ada atau
istilahnya “nafsu besar tenaga kurang”.
Lantas pertanyaannya, apakah kita perlu mempelajari kegagalan?
Kalau kita bercermin pada perusahaan-perusahaan dan tokoh-tokoh besar dunia,
mempelajari kegagalan hanya berguna dalam konteks pencapaian sukses.
Dalam hal ini, kegagalan memberikan pengetahuan tentang apa yang kita luput lakukan di masa
lalu dan bagaimana kita
sebaiknyamelakukannya di masa depan agar
sukses tercapai.
Eksperimen hari ini:
1. Pilih satu hal yang ingin tampilkan berbeda?
Misalnya: bagaimana tindakan saya bisa memberikan dampak positif bagi
orang-orang?
2. Ambil contoh tiga orang yang di anggap mewakili “role model yang sukses” di
area ini
Misalnya: Nelson Mandela, Soekarno, Ayah Anda sendiri.
3. Sikap apa yang kira-kira mereka sama-sama miliki? Adakah kesamaan karakter
dan strategi mereka?
Misalnya: mereka punya keyakinan diri, mereka mau mengambil risiko, mereka
menyayangi orang-orang disekitarnya.
4. Sekarang ambil satu orang yang anggap gagal di area ini
Misalnya: Hitler
5. Apa yang sama antara orang ini dengan ketiga orang yang sukses?
Misalnya: barangkali dia juga punya keyakinan diri, juga mau mengambil risiko
(meskipun dijalan yang merugikan)
6. Apa perbedaannya?
Misalnya: Dia mengajarkan kebencian, memposisikan dirinya diatas orang lain.
7. Sekarang kembali ke role model yang sukses. Jika Anda ingin seperti mereka,
apa yang bisa Anda lakukan yang berbeda dengan contoh yang gagal?
Misalnya: mengajarkan kasih sayang, memperlakukan orang lain setara, berani
mengambil risiko tanpa merugikan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar